Sunday, May 24, 2015

Hujan Berhenti





Tenanglah sejenak, kupinta padamu
Hujan tak menggenangi getirmu
Walau setiap gelap meneriakkan rindu
Tak jua kau ketuk pintu

Lupakanlah, langkah takkan lagi mengejarmu
Walau hidup dan matimu kau peruntukkan
Pada tandus yang kini bermekaran

Engkau bukan pahlawan
Nyata yang ingin terbenam tanpa sepatah kata
Tinggal dan hilangmu takkan merubah tawa
yang kini mengalir deras ke muara

Namun, bukankah engkau bahagia?
Bukankah semua ini telah kau persiapkan sejak semula?
Mengapa masih saja ada pamrih
Pada setiap rasa yang kau gugurkan
Di barisan ucap penuh duga?

Aku tak pernah berdusta
Di sisimu bintang tak pernah menjelma tanya
Tiap kali senyum yang kau goreskan meluruhkan sumpahku
Selalu, aku merasa tak punya apa-apa

Lantas harus kukemanakan cinta dalam dada
Jikalau langit telah enggan menyambut do'a-do'a?
Sebab nanti hujan kan bercucuran
Dan membasahimu lagi

Aku takkan ada di sampingmu
Mungkin malam nanti, aku akan sibuk mencari kepinganku
Yang terjatuh di sepanjang jalan
Menuju rumahmu

Aku takkan hadir ketika lisan menyuarakan namamu
Sebab mungkin aku akan tenggelam
Bersama riuh yang memujamu
Dalam pahit yang teramat

Damailah sebentar, jangan mengetuk pintu
Engkau hanya akan membawa awan gelap
Kedalam pejamnya yang tentram

Pulanglah...

Pulanglah...


Tak ada yang memanggilmu.
Tak ada cinta untukmu.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search